Membentuk generasi pemuda pemudi yang kreatif, bersolidaritas tinggi dan berakhlak mulia berdasarkan iman dan takwa Remaja Islam Masjid Muttaqien

Kamis, 28 April 2011

Nabi Yusuf AS


Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh dari dua belas anak  Nabi Ya'qub. Ia dikaruniai wajah yang tampan dan tubuh yang tegap oleh Allah. Ia adalah anak yang paling disayangi oleh ayahnya, terlebih ketika ia berumur 12 tahun ibunya, Rahil meninggal. Perlakuan yang diskriminatif ini membuat saudara – saudara Yusuf iri.

Pada suatu malam Yusuf bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan turun dari  langit dan sujud di depannya. Dan diceritakanlah mimpi itu kepada ayahnya, Yaq’ub pun berkata :"Sebelas bintang adalah saudara –saudaramu,. Matahari adalah ayahmu. Bulan adalah ibumu. Semua akan menghormatimu. Kelak kau akan menjadi orang besar, maka jangan sampai saudara – saudaramu tahu. Jika tau mereka akan mencelakakanmu.” Namun ternyata ada salah satu dari mereka mengetahuinya, dan semakin bencilah mereka lalu berencana untuk menyingkirkan Yusuf.

Pada suatu hari mereka meminta izin kepada ayahnya untuk mengajak Yusuf berburu, walnya Yaq’ub tidak mngizinkannya, namun setelah mereka menunjukan kesanggupanya menjaga Yusuf, ia pun memperbolehkannya.

Sesampai ditengah hutan, mereka hendak membunuh Yusuf, namun karena tidak tega, akhirnya mereka memutuskan untuk memasukannya ke dalam sumur. Sebelumnya mereka melepas  pakaian Yusuf. Kemudian mereka membunuh hewan dan darahnya dilumurkan ke pakaian Yusuf. Sesampai dirumah mereka berkata bahwa Yusuf  dimakan serigala. Betapa sedihnya Ya’qub, ia menangis hingga matanya buta.

Setelah 3 hari, lewatlah serobongan kafilah yang hendak menngambil air, dan mereka menemukan Yusuf. Dibawah Yusuf ke Mesir untuk dijual sebagai budak. Ia dibawa ke pasar khusus, dimana manusia diperdagangkan seperti binatang ternak. Padahal seorang seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan uang atau apapun.

Akhirnya Yusuf dibeli seorang menteri  Mesir bernama Kiftir. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keluarga Kitfir. Ia melakukan tugas dengan jujur dan disiplin. Oleh karena itu Yusuf pun sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Kiftir. Ketenangan hidup yang ia dapat membuatnya tumbuh sehat, terlebih wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang tegap, membuat ia menjadi pujaan banyak wanita, tidak terkecuali Zulaiha, Istri Kitfir.

Zulaiha pun menyusun rencana agar Yusuf mendekatinya lebih dulu demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Menteri Mesir. Ia menyuruh Yusuf datang ke kamarnya, Yusuf yang taat pada tuannya segera datang, sesampai dikamar ia melihat Zulaiha berpakaian rapi dan beraroma wani, Zulaiha pun berkata :”Marilah Yusuf! Seluruh jiwa dan ragaku kuserahkan padamu. Berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu."

Yusuf pun hampir tergoda, namun ia segera ingat Allah, seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:" Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya”.

Wajah Zulaiha memerah  penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Yusuf pun beranjak ingin melarikan diri, namun Zulaiha menariknya hingga baju Yusuf bagian belakang robek. Tepat Kitfir muncul didepan mereka. Segera Zulaiha berkata:" Inilah dia Yusuf , hamba yang engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik kami ini harus dipenjarakan dan diberika seksaan yang pedih."

Yusuf menjawab :" Sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga terkoyak."

Dalam keadaan bingung, datanglah saudara berkata:" Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata benar."

Berkatalah Kitfir kepada isterinya:" Beristighfarlah engkau hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah dan dusta pula untuk menutupi kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yang sudah kami kenal."

Kemudian berkatalah ia kepada Yusuf:" Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yang tersimpan sekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia umum dan buah mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini."

Walaupun begitu, masih saja tersebar berita itu. Untuk mengakhiri itu, Zulaiha mengadakan pesta dan mengundang wanita di Mesir. Dalam pesta itu masing – masing dari mereka diberi sebilah pisau yang tajam untuk memotong buah – buahan yang dihidangkan. Disaat mereka asyik mengupas buah dengan pisau, Zulaiha meminta Yusuf agar berjalan di depan para taumunya. Semua orang terbelalak kagum. Sampa – sampai mereka tidak sadar bahwa mereka memotong – motong tangannya sendiri.

Zulaikha bertepuk kegirangan sembari berkata :" Inilah dia Yusuf, ternyata kalian juga mengagumi ketampanannya sampai tanpa sadar kalian melukai tangan kalian sendiri.” Dan pada saat itulah mereka baru sadar bahwa mereka telahmelukai tangan mereka sendiri. Dengan tersipu malu mereka segera pulang kerumah masing – masing. Namun mereka tetap masih menggunjingkan masalah itu, sehingga dengan terpaksa Kitfir pun memasukan Yusuf ke dalam penjara.

Di dalam penjara ada 2 orang pelayan raja. Yang pertama bernama Nabo, kepala bagian minuman, dan Malhab, kepala bagian makanan. Keduanya dipenjara karena dituduh hendah meracuni raja. Dan Yusuf pun mengajak mereka bertaubat dan beribadah kepada Allah.

Pada suatu hari Nabo bermimpi memeras anggur, kemudian diceritakanlah mimpi itu pada Yusuf, dan Yusuf berkata : “Bergembiralah kau Nabo, sebentar lagi kau akan dibebaskan dari penjara. Kau akan diterima kembali sebagai kepada bagianminuman raja karena tuduhan terhadapmu tidak terbukti”.

Malhab pun menceritakan bahwa ia bermimpi membawa kui diatas kepala, dan ketika itu seekor burung datang memakan kue itu. Yusud pun berkata :” Kau akan mengalami nasib yang sangat buruk, tuduhan terhadapmu terbukti. Raja akan menghukum kamu sampai mati ditiang  salib. Mayatmu akan dimakan burung buas mulai dari kepalamu.”

Yusuf pun berkata pada Nabo :" Wahai temanku, pesanku kepadamu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang baik."

Setelah beberapa hari, keluarlah surat pengampunan Raja, dan menjadi kenyataanlah tafsir mimpi itu. Akan tetapi Nabo lupa akan pesan Yusuf. Hingga pada suatu hari, dikumpulkanlah semua penasehat dan tukang ramal, raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina lain yang kurus-kurus. Dan melihat pula tujuh tangkai gandum hijau dan tujuh tangkai gandum kering.

Namun tak ada seorangpun yang tahu akan makna mimpi itu, bahkan ada yang menganggap bahwa mimpi itu hanya bunga tidur belaka. Di saat itulah Nabo ingat akan Yusuf. Dan disampaikanlah pada Raja bahwa ada orang yang dapat mengartikan mimpi itu. Raja pun mengutus Nabo untuk menemui Yusuf dan menyampaikan mimpi itu.

Yusuf bukan hanya mau mengartikan mimpi itu, namu juga memberi jalan keluar dari arti mimpi tersebut :" Negara akan mengalami masa subur selama 7 tahun dan paceklik selama 7 tahun, untuk itu hasil panen selama tujuh tahun dimasa subur harus disimpan baik – baik, untuk persediaan masa paceklik.”

Betapa senangnya raja mendengar arti mimpi itu, dan pada saat itu Nabo menyampaikan pesan Yusuf. Diselidikilah perkara dan Yusuf pun terbukti tidak bersalah, maka dikeluarkanlah Yusuf dari penjara. Setelah raja mengetahui kebenaran Yusuf, semakin tertariklah ia dengan Yusuf, terlebih ketika ia mengetahui bahwa Yusuf itu orang yang cerdas, rajin, sabar dan jujur serta berbudi pekerti luhur. Maka ia pun meminta Yusuf menjadi wakil Raja yang mengurusi perekonomian negeri Mesir. sebagai Menteri Ekonomi. Ia menerimanya asal ia diberi kekuasaan penuh dalam bidang keuangan dan bidang pengedaran bahan makanan, karena menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Dan Raja pun menyetujuinya.

Pada hari yang telah ditentukan, Nabi Yusuf dinobatkan sebagai wakil Raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalung dengan kalung emas, kemudian raja di hadapan para hadiri melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.

Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Yusuf, Raja Mesir berkenan untuk menikahkan Yusuf dengan Zulaikha, janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.

Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dengan isterinya ia berkata:" Tidakkah ini lebih baik dari apa yang anda kehendaki dahulu itu” Zulaika menjawab: "Wahai orang yang jujur baik, jangan mencelaku. Anda mengetahui bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik, dalam keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dengan hawa nafsuku". Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mempunyai 2 anak yakni Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.

Dan menjadi kenyataanlah tafsir mimpi tu. Berkat kepengurusan Nabi Yusuf, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi makanan. Masak paceklik juga melanda Palestina dimana tempat Nabi Ya’qub dan saudara – saudaranya tinggal. Begitu mendengar di Mesir banyak tersedia bahan makanan yangd apat ditukar dengan emas oleh umum, anak – anak Ya’qub pun bermaksud datang ke Mesir.

Pada waktu itu Bunyamin tidak ikut. Sesampai disana mereka tidak tahu menahu bahwa kepala gudang makanan itu adalah Yusuf. Yusuf mengetahui mereka namun ia pura – pura tidak mengenalnya. Yusuf pun memperlakukan mereka dengan terhormat, dijamu dengan makanan yang enak – enak, mereka juga diberi bekal untuk perjalanan pulang. Yusuf memerintahkan pegawai – pegawainya mengisi karung – karung saudaranya dengan gandum dan bahan makanan. Sedangkan emas yang mereka tukar itu dimasukan kembali ke dalam karung – karung mereka secara diam – diam. Yusuf pun berpesan:” Bawalah saudaramu yang seayah (maksudnyaBunyamin). Jika tidak, lain kalu kalian tidak boleh datang kesini lagi.”

Mereka pun terperajat keheranan mendengar ucapan Yusuf. Dan sesampai dirumah mereka mendapati emas – emas yang mereka tukar masih berada di dalam karung bersama gandum. Lalu mereka menceritakan hal itu kepada Yaqub, dan Ya’qub pun merasa heran. Mereka juga meceritakan apa yang mereka alami disana dan menyampaikan syarat Yusuf untuk membawa Bunyamin jika akan kesana lagi.

Nabi Ya’qub tidak memperbolehkan Bunyamin pergi, ia trauma akan kehilangan Yusuf. Namun karena persediaan makanan semakin menipis, dengan terpaksa ia merelakan Bunyamin pergi. Dengan iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah mereka ke Mesir.

Sesampai disana, Yusuf tak kuat menahan diri begitu melihat mereka membawa Bunyamin. Ingin rasanya mereka memeluk erat erat saudara kandungnay itu. Namun ia tidak ingin saudara – saudara yang lain tahu. Ia pun mencari cara agar adiknya bisa tinggal di istana. Yusuf kemudianmeletakan piala emas kerajaan ke dalam karung Bunyamin. Untuk sementara Yusuf membiarkan mereka berjalan keluar kota. Setelah beberapa lama kemudian ia menyuruh prajurit untuk mengejar rombongan saudaranya.

Mereka terkejut ketika serombongan prajurit menyusul dan meminta berhenti. Prajurit berkata:” Raja kami kehilangan emas. Apakah kalian melihatnya? Siapa yangmenemukannya akan dihadiahi gandum setunggangan unta.”

“Kami datang ke Mesir bukan untuk membuat kerusuhan, dan kami bukanlah pencuri.” Jawab salah satu dari mereka

“Apa hukuman untuk orang yang melakukan pencurian itu?” tanya prajurit.

“Menjadi budak, itulah tebusannya.” Jawab mereka.

Prajurit pun menggeledah karung – karung mereka, dan ditemukanlah piala itu di karung milik Bunyamin. Tanpa kompromi lagi, mereka membawa Bunyamin menghadap Yusuf. Dan mereka diperbolehkan pulang, Yahuza tidak ikut pulang karena malu pada ayahnya.

Sesampainya Bunyamin di istana, Yusuf segera memeluknya dan mengatakan siapa dia sebenarnya. Sungguh pertemuan yang mengharukan, Bunyamin menangis terisak – isak dan menceritakan keadaan ayahnya.

Begitu mengetahui Benyamin tidak pulang bersama mereka, betapa terpukulnya jiwa Ya’qub. Sejak itu ia lebih sering menyendiri, dan hanya kepada Allah ia mengadu dan berkeluh kesah. Pada suatu hari ia mendapat ilham dari Allah bahwa Yusuf masih hidup. Lalu ia menyuruh anak - anaknya untuk mencari Yusuf dan membawa pulang Bunyamin.

Sesampai di Mesir, berkatalah mereka kepada Yusuf : "Ayah kami sangat sedih ketika kehilangan Yusuf, terlebih lagi Bunyamin juga tidak dapat pulang. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya."

Yusuf pun tidak sampai hati dan berkata sambil tersenyum : "Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang terpencil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorang drpmu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"

Terkejutlah mereka mendengar semua itu. Perlahan – lahan mereka mengamati wajah wakil raja itu. Senyumnya, matanya, wajahnya, bentuk tubuhnya dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak: "Engkaulah Yusuf".

"Benar, Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin. Allah dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang melimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya."

Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yang mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.

Mereka gemetarn mendengar pengakuan itu, dan takut kalau Yusuf membalas dendam. Tetapi Yusuf bukanlah orang yang pendendam, Yusuf punmengambil bajunya dan berkata :’Usapkan baju ini kedua belah mata ayah. Kemudian ajaklah ayah dan ibu kesini secepatnya.”

Pulanglah mereka dengan hati gembira dan dilaksanakanlah amanat Yusuf. Atas kehendak Allah, Nabi Ya’qub dapat melihat lagi. Nabi Ya’qub dan keluarganyapun pindah ke Mesir. Dan lengkaplah sudah kebahagiaan Yusuf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar