Membentuk generasi pemuda pemudi yang kreatif, bersolidaritas tinggi dan berakhlak mulia berdasarkan iman dan takwa Remaja Islam Masjid Muttaqien

Minggu, 17 April 2011

Nabi Ibrahim AS

Beliau adalah putera Aaazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang diperintah oleh raja bernama "Namrud bin Kan'aan." Namrud memimpin dengan  kekuasaan mutlak, semua kehendaknya harus terlaksana dan tidak boleh dilanggar. Tak segan – segan ia membodohi rakyatnya agar menyembah berhala, bahkan Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan.
Sebelum Nabi Ibrahim lahir, Namrud bermimpi ada seorang lelaki masuk ke kamarnya dan merampas mahkotanya dan menurut tukang ramal, kela akan ada seorang laki – laki yang akan meruntuhkan kekuasaanya. Maka dengan murka ida menyuruh membunuh setiap anak laki – laki yang lahir.
Ketika Ibrahim lahir dan dibesarkan didalam goa sehingga tidak pernah melihat dunia luar. Rasa ingin tahupun merasuki jiwa Ibrahim, ia pun keluar dari goa dan begitu takjubnya dia melihat alam yang sangat luas dan begitu indah, ketika ia bertemu dengan unta dan hewan – hewan lainnya ia bertanya siapa yang menciptakan semua ini, ketika malam tiba ia melihat bulan dan bintang, namun hialng ketika siang, dan disaat siang ia melihat matahari namun tenggelam disaat senja. Dan ia berkata dalam hatinya :”Aku tidak suka bertuhan yang tenggelam itu”. Dan akhirnya ia menyimpulkan bahwa “Tuhanku adalah yang menciptakan langit dan bumi. Tuhanku yangmenciptakan manusia, tetumbuhan, hewan dan apasaja yang ada dimuka bumi ini.”
Ayahnya bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Dan ia sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung -patung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata :" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "
Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik itu dan dia memohon kepad Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati."
Allah menjawab seruannya dengan berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "
Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."
Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung dan  memotongnya menjadi berkeping – keping kemudian tubuh burung yang sudah hancur dan  bercampur – baur  itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.
Ibrahim pun diperintahkan untuk memangil burung – burung itu dan Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sediakala dan dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki " Fayakun".
Aazar, ayah Nabi Ibrahim pun menyembah berhala. Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu. Dengan sikap yang sopan ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala yang tidak bisa apa – apa itu. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa itu adalah ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Aazar marah dan berkata: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."
Nabi Ibrahim berkata: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku untukmu."
Walaupun ia merasa sakit hati karena penolakan ayahnya itu ia tidak berputus asa. Nabi Ibrahim tidak henti - hentinya mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mereka anut dan ajaran yang ia bawa. Nabi ibrahim adalah seorang yang cerdas dan ahli logika serta stratergi yang ulung. Maka diwaktu penduduk kerajaan Babylon sedang mengadakan ritual tahunan yakni berhari – hari tingal diluar kota, dipadang terbuka untuk berkemah dan berpesta, Nabi Ibrahim berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khuatir bahwa penyakit itu menular.
Dan ketika kota itu kosong, nabi Ibrahim menghancurkan berhala – berhala itu dengan kampak dan  Patung yang besar ditinggalkannya utuh, kemudian kapak itu dikalungkan dileher patung itu. Dan ketika mereka pulang, betapa terkejutnya mereka melihat tuhan mereka hancur berantakan dan dipanggilah Ibrahim.
Namrud pun bertanya:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?"
Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya."
Kemudian Namrud berkata:" Hai Ibrahim, kau sungguh bodoh, dimana otakmu? Masak patung seperti itu akan saya ajak bicara, mana mungkindia bisa bicara? Kau jangan mengada - ada?"
Tibalah waktunya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim ::" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu, Namrud dan penasehatnya memutuskan bahwa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup - hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka.
Dan dilemparlah  Nabi Ibrahim dari atas sebuah gedung yang tinggi kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi korban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.
Para penonton pun tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan pakaiannya dan  tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun.sesudah Ibrahim tidak mati dibakar, sebenarnya banyak rakyat yang mau mengikuti ajarannya, tetapi karena takut dengan Namrud mereka masih banyak yang kafir.
Namun Nabi Ibrahim tetap meneruskan dakwahnya dan membuat Namrud murka :“Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat sekali, adakah tuhans elain aku? Akulah tuhan yang seharusnya kamu sembah. Aku dapat mengatur dan merusak segalanya. Siapa yang lebih tinggiu kekuasaannya dari pada aku? Hukum yang ku tetapkanmasih berlaku, semua orang tunduk padaku, mengapa engkau menentangku?”
Dengan tenang Ibrahim menjawab: “Tuhanku adalah Allah. Dialah yang kusembah. Dia yang telah menciptaka kamu dan aku yang asalnya tidak ada. Ia sanggup menghidupkan dan mematikan siapa sajal. Ia adalah pencipta langit dan bumi”
Namrud menyanggah:”Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan”
“benarkah?” Tanya Ibrahim
Kemudian Namrud mengambil pedang dan memenggal salah seorang narapidananya dan seorang lagi dibairkan hidup. Ia berkata :“Itu caraku menghidupkan dan mematikan”
“Itu bukan mematikan, emalinkan membunuh dengan biadab, Tuhanku bisa menjalankan matahari dari timur ke barat, jika kau bisa, coba jalankan matahari dari barat ke timur”. Dan Namrud terbungkam tak bsia berbicara. Sejak saat itu ia menganggap Ibrahim sebagai musuh besarnya.
Karena negeri Babilon sudah tidak aman lagi baginya dan istrinya, ia memutuskan pindah ke Syam (Palestina). Bersama Luth dan beberapa pengikutnya, namun tidak beberapa lama di Palestian mereka diserang kelaparan dan penyakit menular sehingga pindah ke Mesir yang waktu itu diperintah oleh raja yang suka merampas wanita cantik walaupun telah bersuami untuk menunjukan betapa besar kekuasaannya.
Dan dipanggilah ibrahim dan istrinya, Sarah. Raja bertanya “Siapa perempuan itu?”
“Saudaraku” Jawab Ibrahim. Sengaja ia berbohong, sebab jika tidak maka istrinya akan dirampas dan ia akan dibunuh. Perbuatan ini menjadi akidah, boleh berbohong jikad alam keadaan terdesak dan berbahaya.
Nabi Ibrahim dan istrinya diperbolehkan tinggal di istana. Dan pada suatu hari Sarah berhasil menyembuhkan sakit raja Mesir itu yakni sepasang tangan rasa itu mengatup rapat tak bisa digerakan. Atas jasanya ia diberi hadiah seorang budak bernama Hajar dan dengan ikhlas ia berikan Hajar kepada Ibrahim untukd ijadikan istri.
Di Mesir Ibrahim hidup tentrm dan makmur dengan harta yang melimpah ruah, tapi justru ini menjadikan iri hati bagi penduduk mesir sehingga ia kembali ke Palestina. Disana Hajar melahirkan seorang anak bernama Israil dan Sarah melahirkan anak bernama Ishak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar