Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak usia sebelas tahun, ia sudah menampakkan kecerdasan dan kebikjasanaannya. Jika seseorang tdiak puas mendapat pengadilan dari Nabi Daud maka mereka akan puas jika diadili oleh Sulaiman.
Sejak masih muda Sulaiman telah disiapkan untuk menjadi raja. Kakak Sulaiman, Absyalum iri dan akan menggunakan cara apapun agar dia menjadi putra mahkota. Contohnya dengan menunjukan kasih sayangnya dan menolong rakyatnya. Tidak jarang ia berdiri didepan pintu istana mencegat orang – orang yang akan menghadap raja dan menyelesaikan sendiri masalah itu.
Setelah ia merasa bahwa pengaruhnya sudah meluas ini waktunya untuk mengambil alih kekuasaan dengan paksa., ia menyebarkan mata – mata untuk menghasut rakyat bahwa bila mereka mendengar bunyi terompet, mereka harus berkumpul akan diumumkan pengangkatannya sebagai raja.
Pada suatu pagi ketika Daud sedang di serambi istana, terdengar suara rakyatnya bersorak –sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau dan keamanan tidak terkendali.
Nabi Daud merasa sedih namun ia berusaha menguasai emosinya. Untuk menghindari pertumpahan darah, ia lari bersama pengikutnya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Begitu Daud keluar dari kota Jerusalem, masuklah Absyalum dan pengikutnya menduduki kerajaan. Nabi Daud pun beristikharah diatas bukit Zaitun memohon pertolongan kepada Allah agar menyelamatkan rakyatnya dari putranya yang durkhaka itu.
Akhirnya Daud mengirim pasukannya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan. Beliau berpesan kepada komandan agar bertindak bijaksana dan sebisa mungkin menghindari pertumpahan darah, dan menangkap Absyalum hidup – hidup. Akan tetapi takdir berkata lain, komandan pasukan berhasil merebut istana dengan membunuh Absyalum. Kembalilah Daud menduduki tahtanya dan setelah empat puluh tahun ia wafat dalam usia yang lanjut kemudian sulaiman dinobatkan menjadi raja.
Ia dikurniai mukjizat oleh Allah dapat berbicara dengan hewan, dapat menguasai jin dan angin. Di samping itu Allah memberinya kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk membuat gedung, piring, dan sebagainya yang dikerjakan oleh pasukan Jin.
Ketika Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang menuju ke Asgalan mereka melalui lembah semut. Ia mendengar seekor semut berkata kepada para semut yang lain : "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.” Nabi Sulaiman tersenyum mendengar itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya.
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya ia pergi ke Yeman. Setibanya di San'a, ibu kota Yeman, ia memanggil burung hud –hud, sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Tapi burung itu tidak datang, Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan menyembelihnya jika alasannya tidak jelas.
Datanglah Burung Hud – hud dan bersujud seraya berkata :"Ampuni keterlambatan hamba tuanku, hamba memang terlambat, namun hamba membawa kabar yangs angat penting. Dinegeri Saba ada seorang ratu bernama Bulqis. Ia mempunyai singasana yang agung , tapi sayang mereka yidak menyembah Allah. Mereka disesatkan setan sehingga menyembah matahari."
"Baiklah, aku percaya akan berita itu. Akan tetapi aku harus menyelidiki berita itu. Bawalah suratku untuk ratu Bulqis. Kalau sudah diterima, sembunyilah dicelah – celah jendela dan dengarkanlah apa yang akan mereka lakukan."
Sampailah surat itu ketangan Ratu Bulqis, isinya : "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini datang Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan datanglah padaku sebagai orang yang berserah diri."
Setelah membaca surat itu, Ratu Balqis memanggil abdi dan penasehatnya untuk bermusyawarah agar tidak terjadi peperangan agar tidak merusak keindahan istana dan merugikan rakyatnyaakhirnya mereka berencana akan mengirim hadiah yang mahal dan bermutu tinggi kepada Sulaiman.
Disampaikanlah berita itu kepada Sulaiman oleh Hud – hud. Kemudian Sulaiman memerintahkan kepada pasukan Jin agar membangunkan bangunan yang megah tiada taranya. Ketika utusan Ratu Bulqis hendak menyerahkan hadiah Sulaiman menolak karena ia sudah punya harta yang jauh lebih baik dan lebih banyak. Ia hanya meminta kedatangan Ratu Bulqis untuk memeluk agama Islam dan meninggalkan kesyirikan. Jika membangkang maka Sulaiman akan mengerahkan bala tentaranya.
Disampaikanlah berita itu kepada Ratu Bulqis dan ia memutuskan untuk mendatangi Sulaiman.
Nabi Sulaiman akan menunjukkan bahwa selain memiliki kekuasaan lahir yang megah ia juga memiliki kekuasaan ghaib sehingga apa yang ia ancamkan pada Bulqis bukan ancaman kosong. Ia pun bertanya pada pasukan jin, siapa yang bisa membawa tahta Ratu Balqis sebelum Bulqis datang berserah diri.
Jin Ifrit berkata: "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.”
Namun seseorang bernama Ashif bin Barkiya berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu. Dengan seketika berpindahlah istana Bulqis itu. Kemudian Sulaiman menyuruh untuk merubah sedikit bentuk dan warnanya.
Ketika Bulqis datang Sulaiman bertanya : "Serupa inikah tahtamu?"
"Ya, seperti punyaku.” Kata Bulqis sambil memeriksa tahta kerajaannya. Akhirnya ia yakin bahwa ini adalah tahta yang ia miliki sendiri walaupun telah dirubah sedikit bentuk dan warnanya. Kin bertambah yakinlah ia bahwa Sulaiman adalah seorang Rasul utusan Allah.
Kemudian Sulaiman mempersilahkan Balqis masuk ke istananya. Lantai dan dindingnya terbuat dari kaca tipis yang dialiri air. Bulqis mengira diajak masuk kealiran sungai sehingga ia menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya.
Sulaiman berkata : "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca – kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam.” Kata Bulqis. Demikianlah akhirnya Bulqis menikah dengan Sulaiman.
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda - tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai – anai yang memakan tongkatnya yang digunakan untuk bersandar ketika Allah mengambil rohnya. Wallahualam
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar